SINOPSIS
EDITORIAL
Desember 2021
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi. Sumber terjadinya GRK antara lain dari kehutanan dan tata guna lahan, petanian, industri, transportasi, dan limbah atau sampah. Suhu permukaan bumi yang naik berdampak pada perubahan sistem iklim. Sistem iklim yang menjadi tidak menentu sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Berbagai aspek kehidupan terkena dampak perubahan sistem iklim, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, dan ekosistem wilayah pesisisr.
Jumlah air di atmosfer meningkat karena terjadinya pemanasan global. Pada gilirannya kandungan air yang besar di atmosfer itu akan meningkatkan curah hujan. Curah hujan yang terlalu besar bisa menyebabkan arus air yang deras langsung menuju laut tanpa sempat tersimpan di dalam tanah sebagai sumber air bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tingginya curah hujan juga berakibat pada menurunnya kualitas sumber air bersih.
Berbagai macam/fenomena alam muncul karena terjadinya perubahan sistem iklim itu. Naiknya temperatur permukaan bumi mengakibatkan melelehnya es di kutub-kutub bumi yang mengakibatkan permukaan air naik sehingga terjadi banjir. Di Indonesia, kenaikan suhu permukaan bumi itu menyebabkan hilangnya gletser di Puncak Jaya karena mencair. Pada 1988 jumlah gletser di Puncak Jaya tercatat sebanyak 5 buah, tetapi saat ini tinggal 3 buah saja. Tingginya temperatur permukaan bumi juga menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem, seperti musim kemarau yang berkepanjangan menimbulkan kebakaran hutan atau sebaliknya musim penghujan yang lebih lama sehingga terjai banjir dan tanah longsor di mana-mana. Cuaca yang ekstrem juga berdampak pada kesehatan manusia seperti terjadinya perubahan perilaku fisik dan mental.