SINOPSIS
https://drive.google.com/file/d/1sGFc2l5OuqdT7x0mpSrBZHbepoq9t0Id/view?usp=sharing
Editorial
Triwulan I/th 2022
Selama ini UMKM dikenal sebagai penyelamat perekonomian nasional dalam setiap terjadi krisis. Pada krisis 1997/1998 dan krisis 2008. misalnya, UMKM mampu bertahan dan bahkan menjadi penyelamat perekonomian nasional. Namun dalam krisis yang terjadi akibat pandemi Covis-19, UMKM ternyata ikut terpukul.
Menurut Akumindo (Asosiasi UMKM Indonesia) pada 2020 terdapat 30 juta UMKM yang terkena dampak Covid-19 tidak dapat bertahan, bahkan akhirnya terpaksa di- tutup. Sisanya sebanyak 34 juta unit UMKM dapat bertahan dari krisis Covid-19. Walaupun sebagian terpukul dan gulung tikar, sektor UMKM masih punya peran yang besar dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN). Jumlah unit usaha UMKM merupakan 99,7 persen dari seluruh unit usaha di Indonesia. Sumbangan UMKM masih sekitar 37,78 persen dari PDB nasional dan menyerap tenaga kerja 120 juta orang. Karena itu dalam program PEN pemerintah menggelontorkan dana untuk program dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi sebesar Rp 173,2 triliun pada 2020, dan Rp184,8 triliun pada 2021. Selain itu masih ada bantuan lain, seperti bantuan produktif usaha mikro (BPUM), subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) , potongan pajak penghasilan usaha (PPhPasal 25), dan restrukturisasi pembayaran hutang .
Upaya pemerintah yang didukung berbagai pihak, termasuk UMKM dan korporasi menunjukkan hasil yang memadai, bahkan bisa dikatakan baik.
Pada 2020 perekonomian nasional mengalami kontraksi 2,1 persen, namun pada 2021 tumbuh 3,69 persen . Pada tahun 2022 diproyeksikan akan tumbuh lebih baik, seiring dengan keberhasilan PEN.
Dalam pada itu sejalan dengan keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 pemerintah melonggarkan pembatasan pergerakan masyarakat. Kebijakan ini membawa dampak terjadinya geliat ekonomi yang semakin nyata, seperti pembukaan pusat perbelanjaan, mal, kafe, restoran serta fasilitas bisnis lainnya. Tidak kalah pentingnya adalah diizinkannya mudik pada saat lebaran tahun ini.
Pedagang dan pengusaha pun berharap momentum kegiatan masyarakat selama Ramadan dan mudik lebaran tahun ini membawa berkah naiknya konsumsi masyarakat. Daya beli masyarakat yang selama dua tahun pandemi Covid-19 yang tertekan diharapkan bisa tumbuh sehingga meningkatkan konsumsi masyarakat.
Guna mendukung daya beli masyarakat pemerintah antara lain akan menghidupkan kembali program subsidi upah bagi pekerja dengan gaji kurang dari Rp.3,5 juta perbulan.
Adapun salah satu sektor terdampak berkah mudik lebaran adalah pariwisata. Diperkirakan ada 48 juta – 56 juta orang dari 85 juta pemudik tahun ini akan mengunjungi objek-objek wisata domestik. Kunjungan itu akan membawa berkah terhadap perekonomian daerah setempat, mulai dari penginapan, hotel, restoran sampai dengan tempat-tempat kuliner dan pusat-pusat oleh-oleh. (Wh).