SINOPSIS
Kemajuan teknologi yang pesat akhir-akhir ini menimbulkan rasa khawatir sementara pihak akan hilangnya pekerjaan-pekerjaan yang selama ini digeluti para pekerja. Menurut mereka perkembangan teknologi tersebut akan berdampak pada berkurangnya peranan sumber daya manusia dalam penyelesaian pekerjaan. Dicontohkan hilangnya pekerjaan pengantar surat sebagai dampak dari kemajuan teknologi informasi. Pengantar surat tidak dperlukan lagi, karena untuk berkomunikasi jarak jauh dapat dilakukan menggunakan ponsel, yang tidak hanya dapat menyampaikan berita tetapi juga sekaligus disertai dengan gambar/video, dalam waktu sekejab.
Namun di pihak lain banyak yang meyakini bahwa kemajuan teknologi akan diikuti dengan tumbuhnya pekerjaan baru. Optimisme tersebut didasarkan pada berbagai riset, salah satunya oleh ADB (Asian Development Bank), yang menunjukkan bahwa teknologi baru seperti robotika dan kecerdasan buatan, hanya mengautomasi sebagian pekerjaan bukan keseluruhan pekerjaan. Automasi pekerjaan yang mungkin dilaksanakan adalah pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin dan prosesnya berulang. Hilangnya pekerjaan-pekerjaan atau profesi-profesi konvensional yang tidak diperlukan akan tergantikan dengan tumbuhnya pekerjaan atau profesi baru seiring dengan kemajuan teknologi.
Selain itu, automasi pekerjaan tersebut hanya akan dijalankan kalau dipandang layak untuk diterapkan berdasarkan aspek teknis dan ekonomi. Sejarah membuktikan bahwa penerapan teknologi baru akan memperbaiki proses produksi sehingga produktivitas meningkat. Karena itu diyakini pula bahwa pemanfaatan teknologi baru tersebut akan meningkatkan permintaan barang dan jasa yang pada akhirnya mendongkrak kebutuhan tenaga kerja.
Untuk menghadapi perubahan tersebut, maka baik pemerintah maupun dunia usaha, harus merespons secara proaktif, fleksisbel, dan inovatif. Pola pikir, cara kerja, disiplin, dan model organisasi harus berubah. Inovasi yang diperlukan adalah yang relevan dengan kondisi yang berubah tersebut dan dapat memberikan value added yang memungkinkan produknya dapat bersaing di pasar.
Berinovasi tentu tidak mudah dan tidak bisa dipaksakan kemunculannya. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir analisis, jeli, dan kreatif. Dibutuhkan sumber daya manusia yang berpikir terbuka dan berani mencoba hal-hal baru mulai dari tahap perencanaan hingga eksekusi pelaksanaannya.
Dalam hubungan ini pemerintah dan dunia usaha harus melakukan perbaikan pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu Pemerintah juga harus membuat peraturan yang berpihak kepada kepentingan dunia kerja serta menciptakan ketentuan mengenai perlindungan sosial (Wh).