EDISI NOVEMBER 2017

SINOPSIS

Dalam kondisi persaingan bisnis yang makin ketat, maka setiap perusahaan atau badan usaha dituntut senantiasa kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk atau jasa layanan kepada konsumen. Badan usaha yang kreatif dan inovatif dalam pengembangan produk atau jasa layanan akan mampu bertahan dalam persaingan yang ketat.

Setiap usaha, apapun jenis dan berapa besar skala bisnisnya, sudah dapat dipastikan akan mengalami hambatan. Dalam hubungan ini pengusaha harus bisa mencari solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapinya dan mengubahnya   menjadi potensi bisnis yang menguntungkan. Selain modal, jaringan usaha, pengetahuan dan keterampilan, seorang pengusaha harus memiliki kreativitas  untuk menemukan inovasi baru.

Dalam suatu coaching bisnis, seorang narasumber menjelaskan salah satu bentuk kreativitas untuk memajukan usaha adalah dengan menerapkan prinsip ATM, yaitu amati, tiru, dan modifikasi.  Dalam  proses mengamati harus  benar-benar “dicari dan dikenali” model produk atau jasa yang akan diadopsi. Proses meniru dimulai dengan memilih model yang akan diambil dan diputuskan untuk menghilangkan hal-hal yang kurang baik dan mempertahankan unsur-unsur yang baik. Setelah itu dilakukan modifikasi model yang bersangkutan dengan menambahkan unsur-unsur baru yang bisa menggugah dan memenuhi kebutuhan konsumen. Jadi dalam hal ini terdapat proses imitasi dan inovasi.

Pada  era globalisasi saat ini, prinsip ATM banyak dilakukan, bahkan sudah dianggap suatu yang lumrah dalam bisnis. Tentu tidak hanya imitasi, tetapi harus dilakukan inovasi dalam penerapannya. Sudah banyak bukti menunjukkan bahwa mereka yang menerapkan prinsip ATM justru lebih unggul bisnisnya dibandingkan dengan yang ditiru. Penerapan prinsip ATM bisa mendatangkan keuntungan yang tinggi. Hal itu antara lain, karena dengan prinsip ATM dapat mengurangi biaya riset dan investasi suatu penemuan. Selain itu tidak perlu memulai dari awal tetapi cukup mengadopsi yang sudah ada untuk dimodifikasi sesuai kreativitas dan inovasi yang dikehendaki, sehingga menghemat waktu dan biaya. Prinsip ATM pada galibnya dapat memicu inovasi-inovasi baru yang sebelumnya tidak ditemukan. Di sisi lain, jika modifikasi yang dilakukan sukses, perlu siap-siap kemungkinan produk atau jasa tersebut ditiru pihak lain. Oleh karena itu, harus terus menerus dilakukan inovasi-inovasi baru untuk  mempertahankan unsur-unsusr yang baik dan membuang bagian-bagian  yang buruk guna meningkatkan mutu produk  atau jasa  yang dihasilkan. Pada dasarnya penerapan prinsip ATM yang sukses hanya mungkin terjadi jika unggul dalam kreativitas dan inovasi, sementara kalau hanya meniru atau menjiplak saja tanpa kreativitas dan inovasi bisa dipastikan gagal. (Wh)

atas